Wawancara

Wawancara
            Wawancara merupakan keiatan Tanya jawab dengan seorang narasumber (pejabat atau tokoh masyarakat)dengan tujuan memperoleh informasi, keterangan, atau pendapat mengeai suatu hal. Wawancara berisi pertanyaan, jawaban, dan gagasan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
Langkah-langkah membuat wawancara ;
-          Membuat janji atau langsung bertemu dengan narasumber
-          Membuat tema
-          Menyediakan daftar pertanyaan
-          Mencatat kesimpulan
-          Merangkum kesimpulan dalam bentuk paragraf
Langkah-langkah merangkum wawancara :
-          Menyimak dengan saksama wawancara
-          Mencatat pertanyaan dan jawaban dalam waawancara
-          Menyimpulkan setiap pertanyaan dan jawaban kedalam beberapa kalimat. Penyimpulan dilakukan dengan mengubah kalimat langsung manjadi kalimat tak langsung :
§         Menurut narasumber. . .
§         Narasumber mengatakan bahwa…
§         Dijelaskan narasumber bahwa. . .
Cara menanggapi rangkuman wawancara :
-          Kepadatan isi rangkuman
-          Kesesuaian rangkuman dengan isi wawancara aslinya,
-          Keruntutan dalam penyampaiannya
-          Keefektifan kalimat-kalimatnya
-          Ketepatan lafal dan intonasinya
Cara menjelaskan hasil wawancara :
-          Mencatat pokok-pokok wawancara dan membuat rangkumannya. Dalam rangkuman tersebut akan dijelaskan hasil utuh wawancara yang dikemukakan oleh narasumber.
-          Menjelaskan hasil-hasil wawancara berdasarkan catatan yang telah dipersiapkan dan dapat menggunkan kalimat tak langsung.
Contoh :
Pewawancara : “Menurut anda, apakah keistimewaan pariwisata Yogyakarta?”
Narasumber    : “Di Indonesia, tidak ada daerah wisata yang sekaya Yogyakarta. Ada pantai yang memiliki gurun pasir, ada gunung merapi yang hingga saat ini masih aktif, juga berbagai peninggalan budaya seperti candi dan keraton. Keunikan pariwisata Yogyakarta adalah kita dapat menemukan tempat wisata religi dari berbagai agama yang ada di Indonesia. Warisan agama islam dapat kita temukan di Kotagede yaitu bekas Kerajaan Mataram Kuno. Para pemeluk agama katolik dapat melakukan ziarah ke kompleks sendangsonodi Kulon Progo dan Ganjuran di Bantul. Sementara itu, umat hindu bisa melakukan ritual keagamaan di candi Prambanan dan candi-candi Hindu lainnya. Begitu juga umat Budda yang secara rutin menggelar upacara Waisak di candi Borobudur. Keanekaragaman ini sulit kita temukan di daerah lain. Berdasarkan keunikan tersebut, kami akan mengupayakan pengembangan wisata religi di Yogyakarta dan sekitarnya.”
            Penggalan wawancara tersebut dapat disimpulkan menjadi :




Yogyakarta memiliki potensi wisata cukup besar. Potensi wisata di Yogyakarta meliputi pemandangan alam, wisata budaya, dan wisata religi.http://nurainiratu.blogspot.co.id/

Komentar

Postingan Populer